PANAS ! PANAS !
Memang sedang musim kemarau kan?
Biasanya kalau musim kemarau kan panas? Iya, ada mataharinya? Terik Bodoh!
Terus rasanya seperti apa kalau sudah masuk jam 12-1 siang? Rasanya dingin?
PANAS BODOH!
Tidak perlu lah kalian bayangkan
panasnya seperti apa, kalian rasakan saja misalnya ada orang yang berjemur jam
12 siang. Mungkin kalian sebut orang yang berjemur itu gila. Tapi masa gila?
saya pun berjemur dengan orang banyak di bawah matahari. Bukan berjemur untuk
mengeksotiskan kulit tapi berjemur dengan tidak sengaja yang boleh disebut itu
sedang macet.
TAT TET TOT ! Itu lah bunyi klakson
yang cukup fals yang sering saya dengar dijalan. Sudah tahu itu kan Bandung.
Kalau tidak macet itu tidak keren. Saat itu saya akan mengakadkan pulang dari
Bandung ke Subang. Tahulah kalian bahwa saya itu orang Subang asli. Apa itu
Subang? Ah saya juga tidak terlalu tahu tentang Subang, yang saya tahu teman-teman
bilang bahwa Bupati Subang dipenjara karena korupsi. Tapi tidak mengapalah,
tidak perlu saya membanggakan Bupati yang telah dipenjara, tetap saja saya
mencintai Subang yang klasik (jalan berlubang).
Saya cukup sabar dalam keadaan
macet, hal ini terbukti bahwa saya tidak membunyikan klakson motorku. Kalau
kalian hitung berapa motor atau berapa mobil yang membunyikan klakson tentulah
tidak bisa dihitung pakai tangan. Atau kalian fikir bahwa mereka itu adalah
makhluk tuhan yang tidak sabar? Atau jangan-jangan mereka itu baru punya
kendaraan? Atas kekatroannya mereka membunyikan klakson seenak mereka.
Bayangkan kalau kalian
mengendarai motor sendiri tanpa ada teman , pastillah kalian pun merasa
sendiri, dan merasakan bete yang cukup tinggi. Saya pun sama, wajarlah
manusiawi. Kalau saya sedang mengendarai
motor sendiri pasti ada banyak dilakukan untuk menghibur diri sendiri. Termasuk
nyanyi dangdut dan hip hop, menyebabkan saya berjoged-joged diatas motor.
Tapi tidak dengan hari itu, otak
pun bekerja dengan rotasi uluminati hingga mencapai inovasi dan kreatifitas dalam
diri untuk melakukan sesuatu agar tidak bete diatas motor. Saya ingat kembali
bahwa tadi dijalan pas macet orang-orang bilang PANAS. Dan muncul lah ide.
Ngeng. Motor di berhentikan
dibahu jalan Cimbeuleuit. Lalu tak lama saya buka jok motor dan mengambil jas
hujan. Buat apa? Untuk di pakai lah. Kan itu panas? Sengaja biar orang-orang
semua liatin ke arah saya.
Itu pun terjadi, orang-orang
terbengong aneh melihat saya mengendarai motor pake jas hujan padahal hari itu matahari
sangat terik-teriknya. Mungkin ada yang bilang bahwa saya gila. Mungkin ada
juga yang menganggap bahwa saya paranormal yang tahu bahwa setelah panas terik
akan ada hujan. Mungkin ada juga yang tidak menganggap saya. Tapi tidak
mengapa, kalian kan tahu, saya melakukan hal seperti itu agar saya tidak bete. Terbukti
orang-orang di pinggir jalan atau orang yang mengendarai kendaraan melihatku
dengan tatapan yang aneh.
“Anjirt” kata saya kepada motor.
Tiba-tiba motor ingin di isi
dengan bensin. Tidak fikir panjang, saya pun langsung menemui POM bensin di
daerah dekat kota Subang.
“Mau di isi berapa a?”
“Full Thanks” kata saya.
“Mba disini gak hujan?” tanya
saya.
“Aduh a, hujan dari mana a? Panas
gini atuh a. Emang aa kehujanan dimana? Di kebun teh?” (kebun teh adalah jalan
yang sering dilewati sebelum subang kalau dari arah bandung. Cuacanya lumayan
dingin)
Bensin pun sudah terisi full. Saya
tidak ingin melanjutkan perbincangan. Karena saya sedang malas ngomong. Biar si
mba yang isi bensin bilang bahwa saya itu sombong. Dan saya pun menyimpulkan
bahwa si mba itu telah suudzon. Kalau kata saya, saya itu tidak sombong.
Dan perut pun terasa lapar ketika
dijalan banyak senyum lihat orang yang memandangi terus menerus kearah saya.
Motor pun harus parkir dengan rapih dekat makanan yang hendak saya beli.
Makanan apa itu, semacam pisang isi coklat (piscok).
“Mang, 5000.” Minta saya.
“Oke A. Hujan dimana a?”
“Nggak hujan mang. Ini sih panas”
“Emang panas atuh a. Terus kenapa
pake jas hujan?”
“Takut dijalan tiba-tiba hujan.”
“Ini kan musim panas a? Masa
hujan?”
“Memang iya. Kalau tiba-tiba
hujan gimana?” tanya saya.
“Turun dulu dari motor terus pake
jas hujan a.”
“Nah! Saya gak mau turun dulu
dari motor jadi langsung aja pake jas hujan. Jadi kalau hujan tinggal langsung
meneruskan perjalanan, Mang!”
“hahaha, si aa bisa aja.”
Kejadian tahun 2011, Kejadiaannya sudah lupa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar